Flowchart Metodologi
Penelitian
Penjelasan Flowchart Metodologi Penelitian
Studi Lapangan
Merupakan salah satu cara untuk memperoleh data dengan
melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang akan diteliti untuk
mendapatkan informasi mengenai permasalahan. Pemilihan lokasi penelitian sangat
penting karena ada beberapa pertimbangan dimana akan berpengaruh terhadap
sampel yang akan diambil dan dapat mewakili keseluruhan sampel. Pemlilihan
lokasi berdasarkan beberapa kriteria juga dimaksudkan agar penelitian lebih
tepat sasaran sehingga dapat menggambarkan apa yang menjadi tujuan penelitian
ini.
Perumusan Masalah
Masalah adalah suatu kesulitan yang dirasakan,
konkrit, dan memerlukan solusi. Masalah juga dapat diartikan suatu kesenjangan
antara harapan (das sollen) dengan kenyataan (das sein). Suatu masalah tidak
harus menuntut/menimbulkan suatu penelitian tetapi penelitian dilakukan oleh
karena ada masalah. Seseorang yang akan melakukan penelitian harus menentukan
terlebih dahulu apa masalahnya (Kerlinger, 2004). Bagi orang yang belum
berpengalaman dalam penelitian, menentukan dan memilih masalah bukanlah hal yang
mudah, bahkan dapat dikatakan sangat sulit.
Masalah yang akan dipecahkan atau dijawab melalui
penelitian selalu ada. Peneliti hanya mengidentifikasi, memilih, dan
merumuskannya. Pencarian masalah dapat dilakukan melalui sumber-sumber masalah,
seperti bacaan, pengalaman pribadi, pertemuan Ilmiah (seminar, diskusi,
lokakarya, dll), dan perasaan intuitif pribadi (Suryabrata, 2006). Selain itu
Margono (2007) juga menambahkan bahwa masalah juga dapat diperoleh melalui
pernyataan atau pengamatan sepintas/fakta di lapangan.
Setelah masalah diidentifikasi, belum menjadi jaminan
bah¬wa masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Identifikasi masalah
dapat dilakukan dengan mengungkap jawaban terhadap pertanyaan “apa kesenjangan
yang terjadi” dan “apa yang menyebabkan terjadinya kesenjangan” (Santyasa,
2008). Biasanya, dalam usaha mengidentifikasi atau menemukan masalah penelitian
ditemukan lebih dari satu masalah. Dari masalah-masalah tersebut perlu dipilih
salah satu, yaitu mana masalah yang paling layak dan sesuai untuk diteliti.
Jika yang ditemukan sekiranya hanya satu masalah, masalah tersebut juga harus
dipertimbangkan layak dan tidaknya serta sesuai dan tidaknya untuk diteliti.
Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah sesuatu masalah layak dan
sesuai untuk diteliti, pada dasarnya dilakukan dari dua arah, yaitu dari arah
masalahnya dan dari arah peneliti. Jika ditinjau dari pertimbangan arah
masalahnya, menentukan suatu masalah layak untuk diteliti perlu dibuat
pertimbangan-pertimbangan dari arah masalahnya atau dari sudut objektif.
Sedangkan pertimbangan dari arah peneliti, pertimbangan masalah didasarkan atas
kelayakan dan kesesuaian peneliti yang menyangkut kelayakan biaya, waktu,
sarana, dan kemampuan keilmuan (Suryabrata, 2006).
Masalah yang baik diteliti mempunyai beberapa
karakteristik yaitu 1) mempunyai nilai dan kelayakan penelitian dari segi
manfaat/kontribusi, 2) dapat dipecahkan
(ada data dan metode pemecahannya), 3) menarik bagi peneliti yang didukung
kemampuan keilmuan, 4) spesifik mengenai bidang tertentu (jelas ruang lingkup
pembahasannya), dan 5) berguna untuk mengembangkan suatu teori (Anonim, 2007).
Senada dengan hal itu Kerlinger (2004) menambahkan tiga kriteria penting
permasalahan yang diteliti yaitu 1) permasalahan sebaiknya merepleksikan dua
variabel atau lebih, 2) masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas
dan tidak meragukan, dan 3) masalah hendaknya dapat diuji secara empiris.
Setelah masalah diidentifikasi dan dipilih, maka perlu
dirumuskan. Tujuannya agar permasalahan jelas dan tidak menimbulkan
keragu-raguan atau tafsir yang berbeda-beda, sebab masalah tersebut nantinya
akan digunakan sebagai dasar pengajuan teori dan hipotesis, pengumpulan data,
pemilihan metode analisis, dan penarikan kesimpulan. Menurut Sukardi (2003)
rumusan masalah yang baik harus dapat mencangkup dan menunjukkan semua variabel
maupun hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Ada beberapa
teknik yang dapat digunakan dalam merumuskan masalah yaitu 1) masalah hendaklah
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, 2) rumusan masalah hendaklah padat dan
jelas, dan 3) rumusan masalah hendaklah memberi petunjuk tentang mung¬kinnya
mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan¬-pertanyaan yang terkandung dalam
rumusan itu.
Studi Literatur
Suatu cara yang digunakan untuk mnghimpun data-data
atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topic yang diangkat dalam suatu
penelitian. Studi literature bisa didapat dari berbagai sumber, jurnal, buku,
dokumentasi, internet dan pustaka.
Tujuan
Adapun tujuan Penelitian adalah penemuan, pembuktian
dan pengembangan ilmu pengetahuan. Penemuan adalah Data yang diperoleh dari
penelitian merupakan data-data yang baru yang belum pernah diketahui.
Pembuktian adalah Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
Pengembangan adalah Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Pengumpulan Data
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data
hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan
data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,
dan berbagai cara. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data,
maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),
kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Suryabrata,
2006). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitian
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu,
kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar
di wilayah yang luas. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila peneliti berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data,
observasi dapat dibedakan menjadi partisipan observation (observasi berperan
serta) dan non partisipan observation, selanjutnya dari segi instrumenasi yang
digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan
tidak terstruktur. Sukardi (2003) menambahkan bahwa cara lain untuk
mengumpulkan data dari responden yaitu menggunakan teknik dokumentasi.
Dalam pengumpulan data terdapat dua tipe data yaitu :
·
Data primer
adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok
(orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian
(benda). Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara
menjawab pertanyaan riset (metode survei) atau penelitian benda (metode
observasi).
·
Data sekunder
adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau
secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau
arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum. Dengan
kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara berkunjung ke
perpustakaan, pusat kajian, pusat arsip atau membaca banyak buku yang
berhubungan dengan penelitiannya.
Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis
data. Kegiatan analisis data bertujuan untuk memberi arti dan makna pada data
serta berguna untuk memecahkan masalah dalam penelitian yang sudah dirumuskan.
Menurut Sukardi (2003), sebelum analisis data dilakukan maka data perlu diolah terlebih
dahulu. Secara garis besarnya ada dua langkah yang harus dilakukan, yaitu:
a. Persiapan (Editing)
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan penelitian yaitu melengkapi data
yang kurang/kosong, memperbaiki kesalahan-kesalahan atau kekurangjelasan dari
pencatatan data, memeriksa konsistensi data sesuai dengan data yang diinginkan,
memeriksa keseragaman hasil pengukuran (misalnya keseragaman satuan dsb), dan
memeriksa reliabilitas data (misalnya membuang data-data yang ekstrim dsb). Dalam
langkah ini peneliti memilih/menyortir data sedemikian rupa sehingga data yang
terpakai saja yang tinggal. Tujuan merapikan data, agar data bersih, rapi, dan
tinggal mengadakan pengolahan lanjut (menganalisis).
b. Tabulasi
Setelah
melakukan persiapan/editing, peneliti melakukan tabulasi data. Kegiatan ini
bertujuan untuk membuat tabel data (menyajikan data dalam bentuk tabel) untuk
memudahkan analisis data maupun pelaporan. Tabel data dibuat sesederhana
mungkin sehingga informasi mudah ditangkap oleh pengguna data maupun bagi
bagian analisis data. Termasuk dalam kegiatan ini meliputi memberikan skor terhadap item yang perlu
diberikan skor, memberikan kode terhadap item yang tidak diberi skor, mengubah
jenis data (disesuaikan dengan teknik analisis yang digunakan), dan memberikan
kode dalam hubungan dengan pengolahan data (jika menggunakan komputer).
Pengolahan Data
Pengolahan
data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan
pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam
memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan perlu
dipecah-pecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan
manipulasi serta diperas sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna
untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesa atau pertanyaan
penelitian.
Mengadakan
manipulasi terhadap data mentah berarti mengubah data mentah tersebut dari
bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang dapat dengan mudah memperlihatkan
hubungan-hubungan antara fenomena. Beberapa tingkatan kegiatan perlu dilakukan,
antara lain memeriksa data mentah, sekali lagi, membuatnya dalam bentuk tabel
yang berguna, baik secara manual ataupun dengan menggunakan komputer.
Setelah
data disusun dalam kelompok-kelompok serta hubungan-hubungan yang terjadi
dianalisa, perlu pula dibuat penafsiran-penafsiran terhadap hubungan antara
fenomena yang terjadi dan membandingkannya dengan fenomena-fenomena lain di
luar penelitian tersebut. Berdasarkan pengolahan data tersebut, perlu
dianalisis dan dilakukan penarikan kesimpulan hasil penelitian.
Pengolahan
data secara sederhana diartikan sebagai proses mengartikan data-data lapangan
sesuai dengan tujuan, rancangan, dan sifat penelitian. Misalnya dalam rancangan
penelitian kuantitatif, maka angka-angka yang diperoleh melalui alat pengumpul
data tersebut harus diolah secara kuantitatif, baik melalui pengolahan
statistik inferensial maupun statistik deskriptif. Lain halnya dalam rancangan
penelitian kualitatif, maka pengolahan data menggunakan teknik non statitistik,
mengingat data-data lapangan diperoleh dalam bentuk narasi atau kata-kata,
bukan angka-angka. Mengingat data lapangan disajikan dalam bentuk narasi
kata-kata, maka pengolahan datanya tidak bisa dikuantifikasikan. Perbedaan ini
harus dipahami oleh peneliti atau siapapun yang melakukan penelitian, sehingga
penyajian data dan analisis kesimpulan penelitian relevan dengan sifat atau jenis
data dan prosedur pengolahan data yang akan digunakan. Di atas dikatakan bahwa
pengolahan data diartikan sebagai proses mengartikan data lapangan, yang
berarti supaya data lapangan yang diperoleh melalui alat pengumpul data dapat
dimaknai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga proses penarikan
kesimpulan penelitian dapat dilaksanakan. Dengan demikian, pengolahan data
tersebut dalam kaitannya dengan praktek pendidikan adalah sebagai upaya untuk
memaknai data atau fakta menjadi makna.
Makna penelitian
yang diperoleh dalam pengolahan data, tidak sampai menjawab pada analisis
“kemengapaan” tentang makna-makna yang diperoleh. Misalnya dalam
rancanganpenelitian kuantitatif, maka angka-angka yang diperoleh melalui alat
pengumpul data tersebut harus diolah secara kuantitatif, baik melalui
pengolahan statistik inferensial maupun statistik deskriptif.
Analisa
Peneliti mendeskripsikan teknik analisis data yang digunakan meliputi
analisis data dengan statistika deskriptif, analisis data dengan statistika
inferensial dan uji persyaratan analisisnya. Analisis data dengan statistika
deskriptif dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, histogram,
steam and leaf (diagram batang daun) atau box plot (diagram kotak garis).
Analisis data dengan statistika inferensial sesuai dengan hipotesis penelitian
yang akan diuji. Setelah melalui tahap pengumpulan data, peneliti harus
menetapkan jenis analisa yang akan digunakan sesuai dengan tingkat kebutuhan
penelitian.
Secara garis besar analisis data
terbagi dua yaitu :
1). Analisis non-statistik.
Analisis
data non-statistika antara lain Data
kualitatif, yaitu data-data yang tidak dapat di-angkakan, analisis
non-statistik lebih tepat digunakan. Data kualitatif biasanya diolah atau dianalisis berdasarkan
isinya (subtansinya). Analisis non
statistik ini sering juga disebut dengan analisis isi (content
analysis), yang mencakup analisis deskriptif, kritis, komparatif, dan sintesis.
2).
Analisis Data Statistik.
Analisis
data statistika antara lain Data
kuantitatif, yaitu data yang berupa angka atau bisa diangkakan, analisis
statistik lebih tepat digunakan statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Statistik deskriptif
digunakan untuk membantu memaparkan (menggambarkan) keadaan yang sebenarnya (fakta) dari satu
sampel penyelidikan. Penyelidikan deskriptif,
Penelitian deskriptif tidak untuk menguji suatu hipotesis. Penyelidikan
yang menggunakan data kualitatif disebut
penyelidikan kualitatif.
Kesimpulan dan Saran
Pada sebuah akhir penelitian, pada bagian akhir selalu
ada kesimpulan dan saran. kedua hal tersebut dilakukan setelah peneliti
melakukan analisis dan interpretasi, selanjutnya peneliti membuat kesimpulan
umum (generalisasi) berdasarkan batas-batas penelitian yang ada dan sesuai
dengan hipotesis yang diajukan. selain itu juga perlu menyajikan saran, karena
penelitian biasanya memiliki keterbatasan-keterbatasan atau asumsi-asumsi.
apabila penelitian yang dilakukan merupakan penelitian
terapan, maka bisa saja ada saran-saran yang perlu dipertimbangkan oleh
pelaksana hasil penelitian agar hasil penelitian dapat diterapkan. apabila
penelitian merupakan penelitian dasar yang bertujuan untuk kepentingan teori,
dianjurkan peneliti menggunkan asumsi-asumsi lain agar berlaku scientific law
yang berlaku secara umum.
Daftar Pustaka :
- Nur Muflihah, Metodologi Penelitian. http://nurmuflihah.blogspot.co.id/2013/04/bab-iii-metodologi-penelitian.html. Diakses pada tanggal 3 November 2017.
- Langkah-Langkah Dalam Penelitian Ilmiah. http://man10jakarta.sch.id/langkah-langkah-dalam-penelitian-ilmiah/. Diakses pada tanggal 3 November 2017.
- Putu Ermawan, Langkah-langkah Penelitian. http://putuermawan.blogspot.co.id/p/langkah-langkah-penelitian.html. Diakses pada tanggal 3 November 2017.
- Ahmad Kurnia, 2008, Langkah-langkah Penelitian. https://skripsimahasiswa.blogspot.co.id/2008/10/langkah-langkah-penelitian.html. Diakses pada tanggal 3November 2017.
- Ahmad Kurnia, 2016, Jenis Analisis Data Dalam Penelitian. https://skripsimahasiswa.blogspot.co.id/2016/01/jenis-penelitian.html. Diakses pada tanggal 3 November 2017.
- Sarwono, jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.