Minggu, 07 Januari 2018

METODOLOGI PENELITIAN


GETARAN MEKANIK

PENGERTIAN GETARAN
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn6N9aVlFcbu20ltvF1Myv8qzz-9eDJb1K3ktDRpaIiMOTgq8KWRzwF4Dd0E1NZRksCZUnvujKY9rCajVTIb0Ep9FJTpZMP4TzTcCuZnFSudbiETDKd9EA7y3vxIU0_t8yWDjCG2pzwrI/s1600/getaran-gelombang-3-638.jpg

Getaran yang terjadi pada mesin-mesin biasanya menimbulkan efek yang tidak dikehendaki seperti ketidaknyamanan, ketidak tepatan dalam pengukuran atau rusaknya struktur mesin. Getaran terjadi karena adanya eksitasi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar sistem akan tetapi efek getaran yang ditimbulkannya sangat tergantung dari frekuensi eksitasi tersebut dan elemen-elemen dari sistem getaran itu sendiri. Untuk meredam getaran yang terjadi dapat dilakukan dengan cara memasang sistem peredam dinamik pada sistem yang bergetar atau memasang sistem tersebut pada tumpuan yang baik sesuai dengan frekuensi eksitasinya.
Getaran merupakan gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya(Kepmenaker1999). Pada umumnya, getaran terjadi akibat efek-efek dinamis dan toleransi-toleransi pembuatan, keregangan, kontak-kontak berputar dan bergesek antara elemen-elemen mesin serta gaya-gaya yang menimbulkan suatu momen yang tidak seimbang pada bagian-bagianyang berputar. Dalam keadaan beresonansi, benda yang bergetar pada frekuensi yang sama dapat saling mempengaruhi. Osilasi kecil dapat memicu frekuensi resonansi dari beberapa bagian struktur dan diperkuat menjadi sumber-sumber kebisingan (noise) dan getaran yang utama (James 1994).
Mesin yang ideal akan menimbulkan getaran dengan amplitudo yang kecil karena energi yang dihasilkan seluruhnya diubah menjadi kerja. Kerusakan dan deformasi pada elemen-elemen mesin akan mengubah karakteristik dinamis sistem dan cenderung meningkatkan getaran. Getaran yang terjadi pada benda yang bergerak dapat terjadi karena gaya akibat tumbukan, gaya yang tidak konstan, gaya gesek yang tidak konstan, gaya cairan dan gaya mekanis yang tidak stabil, dan gaya magnetik yang berfluktuasi.Getaran sinusoidal berupa gerakan harmonis sederhana

GETARAN MEKANIK BEBAS DAN PAKSA
Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.
Ada dua kelompok getaran yang umum yaitu :
(1). Getaran Bebas
Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luar yang bekerja. Sistem yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan kekuatannya. Semua sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat mengalami getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.
(2). Getaran Paksa.
Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar, jika rangsangan tersebut berosilasi maka sistem dipaksa untuk bergetar pada frekuensi rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural sistem, maka akan didapat keadaan resonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi. Kerusakan pada struktur besar seperti jembatan, gedung ataupun sayap pesawat terbang, merupakan kejadian menakutkan yang disebabkan oleh resonansi. Jadi perhitungan frekuensi natural merupakan hal yang utama.


GETARAN MEKANIK TEREDAM DAN TAK TEREDAM
(Damping)
Dalam system dynamic bekerja dissipative forces – friction, structural resistances.
Umumnya, damping dalam structural systems adalah kecil dan mempunyai efek yang kecil terhadap natural frekuensi. Tetapi, damping mempunyai pengaruh yang besar dalam mengurangi resonant pada structural sistem.
GETARAN DETERMINISTIC DAN RANDOM
Ø  Getaran Deterministic
Sinyal disebut deterministic, selama harga dari sinyal dapat diprediksi. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYcV7bTPxmrVXhS_Rb7sDbKh5LI0lxw3PMYDtUlJeVA3jHttRIg2GXnDbqM5UzwVWo0YlQo5nH60kvQbozyRS4LNWLgDxvTfBj3V1dN9hVzOxCEhFkzzFk8OeI3UUsvFu7TuctG6GqSnw/s1600/1.png

Getaran Deterministik

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB8w3LvJDAuPBAsv-G_PgDpcWo__NhzX6EZBLnJURPVboLGHf1jk2J6SZQcfDF6ORspHf1q-w8PlAKmR61qF_jlcmX6HPcg07QSupDGHOKFWGG4xvo-SnrYoqItylBqj5ZeLPYOmRATus/s1600/2.png

Getaran Deterministik dan Harmonik

Ø  Getaran Random
– Tidak memiliki sinyal yang periodik maupun harmonik
– Harga dari getaran random tidak dapat di prediksi
– Tetapi getaran random bisa di gambarkan secara statistik

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcojFvxPQ9rnfzAdhBF2i6ElDXqm68wzc41sEXE_-jT8YU4_0Kz_h2fekYv8y3m-fmWQr_NVG9-HDC4PGDsr2IFrbClQjyLBMzIc-5G6Cn9a383WgpatJ6XA_EuTdkYcpzP_OjRY12DOE/s1600/3.png


Getaran Random

GETARAN MEKANIK
            Menurut Zander (1972), lahan dan permukaan jalan yang tidak rata, profil roda, serta bekerjanya motor dan bagian mesin lainnya dapat menimbulkan getaran mekanis pada operator. Getaran pada dasarnya dibedakan menjadi dua  tipe yaitu getaran sinusoidal dan getaran random.
Getaran mekanik dapat didefinisikan sebagai gerak osilasi dari sistem mekanik di sekitar titik/posisi seimbang. Getaran terjadi karena adanya gaya eksitasi. Hampir semua mesin yang bergerak akan bergetar meskipun mungkin intensitasnya sangat kecil. Karena secara praktis tidak mungkin menghilangkan eksitasi getaran sama sekali. Eksitasi dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan pada mesin itu sendiri atau dari sumber di luar mesin. Pada banyak hal biasanya terjadinya getaran sangat tidak diinginkan karena getaran dapat mengganggu kenyamanan, menimbulkan ketidak presisian atau menurunkan kwalitas kerja mesin-mesin perkakas. Bahkan getaran juga dapat merusak konstruksi mesin.

Untuk itu banyak upaya dilakukan untuk meredam getaran. Meredam getaran pada dasarnya dapat dilakukan dengan meminimalkan gaya gaya eksitasi akan tetapi juga dapat dilakukan dengan memasang sistem peredam. Tulisan ini membahas bagaimana getaran yang terjadi karena gaya-gaya tersebut dapat diredam tanpa mengubah besarnya gaya eksitasi yang diberikan. Getaran yang dibahas dimodelkan sebagai sistem massa diskret dan dinyatakan sebagai persamaan gerak (simpangan) dari massa tersebut. Untuk itu meredam getaran berarti menurunkan simpangan massa yang terjadi karena gaya eksitasi getaran.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifR5SKEYye1XfiAjriDcO_CR7uxGIBt_gtby2BDDqgOKMI0olLzdUgGCyVyHSy1j9uicvsbP7l2aU1jZfIJ-nmMCVJkN0oBUl1eO7ALZUQfbI_DmSboo0a-2kNwqRg9qdz2cvLluigoD4/s1600/4.png

KLASIFIKASI GETARAN
            Getaran dapat diklasifikasikan menurut ada tidaknya eksitasi yang bekerja secara kontinyu, menurut derajat kebebasannya atau menurut sistem massanya. Menurut klasifikasi yang pertama getaran dibedakan sebagai getaran bebas atau getaran paksa. Disebut sebagai getaran paksa jika pada sistem getaran terdapat gaya eksitasi periodik yang bekerja kuntinyu sebagai fungsi waktu. Pada sistem getaran bebas getaran terjadi karena adanya eksitasi sesaat seperti gaya impulsif atau adanya simpangan awal. Menurut derajat kebebasannya getaran dapat dibedakan sebagai getaran derajat satu, dua, atau n derajat sesuai dengan banyakya koordinat bebas (Independence) yang diperlukan untuk mendefinisikan persamaan gerak sistem tersebut. Pada sistem getaran massa diskret setiap massa dianggap sebagai bodi kaku dan tidak mempunyai elastisitas. Sebaliknya pada sistem massa kontinu, massa yang bergetar tidak dianggap sebagai bodi kaku tetapi mempunyai elastisitas sehingga dimungkinkan adanya gerak relatif di antara titik-titik pada massa tersebut. Sistem massa kontinyu memiliki n derajat kebebasan yang tak berhingga.

ISOLASI GETARAN
            Gaya-gaya penggetar yang ditimbulkan oleh mesin-mesin seringkali tidak dapat dihindari. Akan tetapi pengaruhnya dalam sistem dinamik dapat dikurangi dengan cara memasang mesin - mesin tersebut di atas sistem tumpuan yang baik. Sistem tumpuan yang baik akan berfungsi sebagai isolator sehingga getaran yang ditimbulkan mesin tidak akan diteruskan pada dasar atau alas mesin.

SISTEM GETARAN DUA DERAJAT KEBEBASAN
            Sistem getaran dengan dua derajat kebebasan memiliki dua frekuensi natural dan memerlukan dua koordinat untuk menyatakan persamaan geraknya. Bila getaran terjadi pada salah frekuensi tersebut maka terdapat hubungan yang pasti antara amplitudo - amplitudo kedua koordinat dan konfigurasinya dinyatakan sebagai ragam normal. Sehingga sistem getaran ini akan memiliki dua bentuk ragam normal sebagaimana frekuensi naturalnya.

PEREDAM GETARAN DINAMIK
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsFYRIm_wSfJxH12t1iNPiixGhdeKel9Rcgah0U0kwdAasiK3lCvSLx9wXg9QX8yta6iJTeabzwqamlYCYnlUluEuYjWtcTMlER4CtYXQigGdfHKF1sEWahYP9Qqmr88fxbVfHhV4plDE/s1600/778443176_402.jpg

            Getaran didefinisikan sebagai gerak osilasi dari sistem mekanik di sekitar titik atau posisi seimbang. Getaran terjadi karena adanya gaya yang berulang. Getaran sangat tidak diinginkan karena mengangu kenyamanan bahkan merusak kualitas kontruksi alat. Meredam getaran pada dasarnya dapat dilakukan dengan meminimalkan gaya-gaya eksistansi akan tetapi dapat juga dilakukan dengan memasang sistem peredam.   
Pada sebuah mesin yang memiliki rotor yang eksentris atau mesin torak yang kecepatan geraknya berubah-ubah. akan timbul gaya inersia yang berubah-ubah pula sehingga dapat menimbulkan getaran yang eksitasinya berasal dari dalam mesin itu sendiri. Antara torak dengan poros dihubungkan dengan batang penghubung sehingga ketika mesin bekerja akan tibul gaya inersia yang berubah terhadap waktu secara harmonis. Untuk meredam getaran yang terjadi dapat dilakukan denga memasang sistem massa-pegas yang lain yang berfungsi sebagai penyerap getaran.

TENAGA OMBAK
Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga ombak, namun sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis, disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai pemanasan global di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1 pemanasan global.
Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025.
Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan teori medan elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC (alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.


FUNGSI GETARAN MEKANIK PADA OMBAK AIR LAUT
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikIfxpyNkSBgVcmu8jtiNxsl14ceOpuK3sCniBaxRvpm3XWI5kQ3nVjkXYQekrtLmzKAyYHXRQYTu1Fm2_wk5j7zEfBdSX4tM1oVZNDuMElocZxht74pXMzbqVf4ZasuwpT7xwWegHHmo/s1600/gelombang+transversal.jpg

Sistem getaran mekanik ombak yang dibangkitkan oleh gaya gerak horizontal ombak dan sifat elstisitas pegas, merupakan penelitian untuk mendapatkan parameter besaran-besaran fisika. Penentuan besaran energi ombak dapat diperoleh dari alat sistem getaran mekanik ombak, selanjutnya digunakan untuk menganalisa peralatan. Dalam penelitian yang dilakukan, daya ombak yang dihasilkan berdasarkan perhitungan energy mekanik ombak, P = 99,2 Watt dengan asumsi massa air yang digunakan 1026 kg dalam 1 meter kubik. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yakni metode getaran mekanik tak teredam adalah ayunan sederhana yang dilengkapi pegas. Metode ini menghasilkan daya ombak, P = 8,1 Watt dengan massa benda yang digunakan 1,04 kg.

Target khusus dalam penelitian sistem getaran mekanik ombak yaitu mendapatkan daya dan energi ombak, untuk menemukan putaran rotasi yang teratur. Dari hasil data penelitian kecepatan linear mendekati sama dan kecepatan rotasi berbeda, maka putaran rotasi dapat diperoleh dengan menggunakan variable jari-jari rotasi yang berubah. Hal ini sesuai dengan perumusan bahwa kecepatan linear sama dengan keceparan rotasi kali jari-jari rotasi. Tujuan jangka panjang, jika putaran poros rotasi dapat diperoleh dari getaran ombak, maka dapat digunakan untuk mendapatkan energi listrik, energi gerak. Dari hasil penelitian ini, selanjutnya dapat dikembangkan rekayasa teknologi mekanik ombak untuk tujuan yang bermanfaat terhadap kebutuhan manusia.



PENGARUH AKSELERASI GETARAN TERHADAP MANUSIA
Pengaruh getaran terhadap manusia sudah banyak diteliti. Penelitian pada umumnya mengkaji getaran dilihat dari frekuensi getaran dan pengaruhnya terhadap manusia. ISO (International Standard Organization) menyatakan kondisi getaran yang memberikan pengaruh tidak nyaman dan gangguan lebih besar terhadap manusia terjadi pada frekuensi antara 4 sampai 8 Hz pada getaran arah vertikal dan pada frekuensi 1 sampai 2 Hz pada getaran arah horizontal (pada arah x dan y). Sehingga untuk mempertimbangkan semua kondisi getaran dan perbedaan efeknya digunakan factor frequency weighted. Namun disisi lain pengaruh getaran tidak hanya ditentukan oleh nilai frekuensinya tetapi juga dipengaruhi oleh intensitas (dalam hal ini akselarasi) dan arah getaran. Oborne 42 (1983) didalam Oborne (1987) menyatakan bahwa pada level intensitas yang sama respon manusia terhadap getaran relatif stabil. Pengamatan efek getaran dalam penelitian ini didasarkan atas perubahan nilai akselarasi. Sementara frekuensi getaran bervariasi antara 9 sampai 30 Hz, level akselarasi tertentu tidak didominasi oleh frekuensi tertentu.

PENGARUH GETARAN BENANG LUSI TERHADAP KELELAHAN MATA OPERATOR LOOM WEAVING DENIM
Pada getaran mekanis dengan intensitas sampai dengan 4m/det2 (maksimal getaran yang dianjurkan) mata masih dapat mengikuti getaran antara kepala dan sasaran, sedangkan untuk intensitas selanjutnya mata tidak dapat lagi mengikutinya. Getaran yang melebihi nilai ambang batas dapat menyebabkan kelelahan mata ditandai dengan gejala penurunan ketajaman mata, penglihatan rangkap atau kabur, sakit atau pegal di sekitar mata dan terjadinya kesalahan atau bahkan kecelakaan kerja. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh getaran benang lusi pada mesin loom terhadap kelelahan mata operator bagian loom weaving.

WHOLE BODY VIBRATION
Whole body vibration merupakan getaran pada seluruh tubuh manusia secara signifikan dapat terjadi pada pengemudi traktor, alat berat, kendaraan off-road, truk, dan bus. Getaran dengan frekuensi 1 –80 Hz memiliki efek yang kuat pada keseluruhan tubuh manusia. Jenis getaran ini memiliki lebih banyak perluasan variasi dan dampak. Dampak dari getaran ini memberikan efek yang lebih kompleks mulai dari jantung, peredaran darah hingga penurunan daya penglihatan serta konsentrasi. Ketentuan dampak ini tidak jelas, dimanatubuh tidak memiliki satu reseptor pun untuk tenaga ini.

Getaran seluruh tubuh ditimbulkan dari permukaan lahan tempat kendaraan beroperasi dan kurangnya absorpsi shockpada suspensi. Getaran dan shockpada kendaraan tersebut bertransmisi pada pengemudinya melalui tempat duduk dan lantai. Hal ini dapat membahayakan sistem rangka (punggung) dan tubuh bagian dalam (sistem pencernaan dan organ reproduksi wanita).

Menurut Budiono (2003), pengendalian getaran seluruh tubuh secara teknis dapat dilakukan dengan:
- Menggunakan peralatan kerja dengan intensitas getarannya rendah (dilengkapi dengan damping atau peredam).
- Memelihara atau merawat peralatan dengan baik dengan mengganti bagian-bagian yang aus atau memberikan pelumasan.
- Meletakkan peralatan dengan teratur.
- Menggunakan remote control sehingga operator tidak terkena paparan getaran karena pengendalian jarak jauh.

Standar internasional ISO 2631-1, 1997 mengenai getaran mesindan guncangan evaluasi terkait pemaparan getaran seluruh tubuh terhadap manusia. Standar ini menggunakan caution zone untuk mengklasifikasikan letak pemaparan getaran antara penetapan batasan tergantung pada lamanya pemaparan. Standar ini juga memberikan panduan terhadap kenyamanan dan gerakan kesakitan.

KESIMPULAN
·       Getaran dapat diredam dengan memasang sistem peredam getaran dinamik pada sistem yang bergetar atau merencanakan sistem tumpuannya yang baik
·       Pada sistem peredam dinamik (non viscous), getaran sistem utama dapat diredam ketika frekuensi sistem utama sama dengan frekuensi resonansi sistem peredam.
·       Amplitudo maksimum pada frekuensi resonansi dapat dibatasi dengan sistem tumpuan dengan ratio redaman yang besar. Dan sebaliknya pada daerah frekuensi yang lebih besar dari frekuensi resonansi ( ω / ω n > V2 ) efek redaman terbesar ( TR < 1 ) dapat dicapai bila sistem tumpuan redaman memiliki rasio redaman yang kecil.






DAFTAR PUSTAKA


Sabtu, 06 Januari 2018

MESIN FRAIS



Pengerjaan logam dalam dunia manufaktur ada beberapa macam, mulai dari pengerjaan panas, pengerjaan dingin hingga pengerjaan logam secara mekanis. Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan lanjutan maupun pengerjaan finishing, sehingga dalam pengerjaan mekanis dikenal beberapa prinsip pengerjaan, salah satunya adalah pengerjaan perataan permukaan dengan menggunakan mesin frais atau biasa juga disebut milling machine(Widarto, 2008).
Poses pemesinan frais (mill ing) adalah proses penyayatan benda kerja menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pisau ini bisa menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin frais dimulai dengan mencekam benda kerja, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan dengan alat potong yang disebut cutter, dan akhirnya benda kerja akan berubah ukuran maupun bentuknya (Widarto, 2008).
Prinsip Kerja Mesin Frais
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin frais. Spindel mesin fraismerupakan bagian dari sistem utama mesin frais yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan (Widarto, 2008).
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja.Hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja (Widarto, 2008).

Klasifikasi Jenis Mesin Frais
Mesin frais yang digunakan dalam proses pemesinan ada tiga jenis,yaitu (Widarto, 2008):
  1. Column and Knee Milling Machines.
Mesin jenis column and knee dibuat dalam bentuk mesin frais vertikal dan horizontal.
  1. Bed Type Milling Machines.
Mesin frais tipe bed (bed type) memiliki produktivitas yang lebih tinggi dari pada jenis mesin frais yang pertama.
  1. Special Purposes.
Produk pemesinan di industri pemesinan semakin kompleks, maka mesin frais jenis baru dengan bentuk yang tidak biasa telah dibuat.

Bagian-bagian Mesin Frais
  1. Spindle utama
Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat. Untuk mencekam alat potong.
  1. Meja / table
Merupakan bagian mesin milling, tempat untuk clamping device atau benda kerja.
  1. Motor drive
Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagian mesin yang lain seperti spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin ( cooling ).
  1. Tranmisi
Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan yang digerakkan.
  1. Knee
Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada bagian ini terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).
  1. Column / tiang
Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian – bagian mesin yang lain.
  1. Base / dasar
Merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopang badan / tiang. Tempat cairan pendingin.
  1. Control
Merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak.


Kecepatan Potong dan Pemakanan
Keberhasilan pemotongan dengan mesin frais dipengaruhi oleh kemampuan pemotongan alat potong dan mesin. Kemampuan pemotongan tersebut menyangkut kecepatan potong dan pemakanan.
Kecepatan potong pada mesin frais dapat didefenisikan sebagai panjangnya bram yang terpotong oleh satu mata potong pisau frais dalam satu menit. Kecepatan potong untuk tiap-tiap bahan tidak sama. Umumnya makin keras bahan, makin kecil harga kecepatan potongnya dan juga sebaliknya. Kecepatan potong dalam pengefraisan ditentukan berdasarkan harga kecepatan potong menurut bahan dan diameter pisau frais. Jika pisau frais mempunyai diameter 100 mm maka satu putaran penuh menempuh jarak p x d = 3.14 x 100 = 314 mm. Jarak ini disebut jarak keliling yang ditempuh oleh mata pisau frais. Bila pisau frais berputar n putaran dalam satu menit, maka jarak yang ditempuh oleh mata potong pisau frais menjadi p x d x n. jarak yang ditempuh mata pisau dalam satu menit disebut juga dengan kecepatan potong (V).
Pemakanan juga menentukan hasil pengefraisan. Pemakanan maksudnya adalah besarnya pergeseran benda kerja dalam satu putaran pisau frais. Pemakanan mempengaruhi gerakan bram terlepas dari benda. Faktor dalamnya pemotongan dan tebalnya bram juga menentukan proses pemotongan. Besarnya pemakanan di hitung dengan rumus :
Dimana :
F   =   Besarnya pemakanan per menit
F   =   Besarnya pemakanan per mata pisau
T   =   Jumlah mata potong pisau
N   =   Jumlah putaran pisau per menit

Kepala Pembagi
Pada mesin frais selain mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pengefraisan rata, menyudut, membelok, mengalur dan sebagainya, dapat pula mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang atau bersudut-sudut. Yang dimaksud dengan benda kerja yang berbidang-bidang adalah benda kerja yang mempunyai beberapa bidang atau bersudut atau beralur yang beraturan, misalnya:
  • Segi banyak beraturan
  • Batang beralur
  • Roda gigi
  • Roda gigi cacing, dsb
Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat bagian pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang tadi dalam sekali pencekaman. Dalam pelaksanaannya, operasi tersebut diatas ada 4 cara pembagian yang merupakan tingkatan, yaitu:
  1. Pembagi langsung (direct indexing)
  2. Pembagi sederhana (simple indexing)
  3. Pembagi sudut (angel indexing)
  4. Pembagi diferensial (differensial indexing)
Keempat cara tersebut diatas memang merupakan tingkatan-tingkatan cara pengerjaan, artinya bila dengan cara pertama tidak bisa digunakan, kita gunakan cara kedua dan seterusnya.

Cara Kerja Kepala Pembagi
Cara kerja kepala pembagi adalah sebagai berikut: Pada kepala pembagi ini teipasang roda gigi cacing (worm gear) dan poros cacing (worm shaft). Apabila poros cacing diputar 1 putaran, maka roda gigi cacing akan berputar 1/40 putaran dan ada juga 1/80 putaran.
Untuk mengatur pembagian-pembagian tersebut, dilengkapi dengan plat pembagi (diving plat). Untuk memegang benda kerja dan alat-alat bantu lainnya dilengkapi dengan chuck dan kepala lepas (tail stock).
Untuk membuat segi banyak beraturan atau membuat roda gigi, dapat
menggunakan ramus sebagai berikut: n =      N
            Z
Dimana :
n  =   putaran poros cacing
N =   karakteristik kepala pembagi
Z =    jumlah alur atau gigi yang akan dibuat Plat pembagi dilengkapi dengan lubang-
          lubang pembagi dengan jumlah lubang masing-masing antara lain :    
         15,16,17,18,19,20,21,23,24,27,29,31, 33,37,39,41,43,47,49
contoh:
1. Suatu benda kerja haras dibagi menjadi 8 bagian dengan jarak sama.
Jawab:
n = N
       Z

= 40     = 5
    8
8 Putaran poros cacing 5 putaran setiap mengerjakan suatu bidang.
2. Suatu benda kerja harus dibagi menjadi 6 bagian sama.
Jawab :
n = N = 40 = 6 2/3 Z
6 Putaran poros cacing 6 2/3 putaran. Untuk tepatnya pembagian tersebut harus menggunakan plat pembagi yang memiliki lubang, apabila dibagi 3 hasilnya genap. Untuk ini dipilih pembagi dengan jumlah 21 sehingga putaran poros cacing diputar 6 putaran ditambah 14 lubang.


Daftar Pustaka :
  • Yanuar, Syarief, dan Kusairi. Pengaruh Variasi Kecepatan Potong Dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Kekasaran Permukaan Dengan Berbagai Media Pendingin Pada Proses Frais Konvensional. Banjarbaru: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Vol. 03 No.1 pp 27-33, 2014.
  • Herliansyah. Pengembangan CNC Retrofit Milling untuk Meningkatkan Kemampuan Mesin Milling Manual Dalam Pemesinan Bentuk-bentuk Kompleks. Yogyakarta: Jurnal Teknik Mesin, Vol. 29, No.1, Januari 2005.
  • Navy A’ang dan Mahendra. Pengaruh Jenis Pahat, Kedalaman Pemakanan, Dan Jenis Cairan Pendingin Terhadap Tingkat Kekasaran Dan Kerataan Permukaan Baja St. 41 Pada Proses Milling Konvensional. Surabaya: Jurnal Teknik Mesin, Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 40 – 48.
  • Putut, Dwi, dan Rizki. Perancangan Alat Peraga Mesin Frais Vertikal Dengan Sistem Penggerak Pneumatik. Kediri: Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014.