Senin, 02 April 2018

Perawatan Mesin Industri

I.          PESAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN DALAM SUATU INDUSTRI:
A.        Perawatan dan Perbaikan Mesin
Pengertian perawatan ( maintenance ) itu sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang diperlukan agar sarana fasilitas pada kondisi yang diharapkan dan selalu dalam kondisi siap pakai. Berikut tujuan perawatan dan perbaikan mesin adalah:
1.    Memperpanjang usia kegunaan aset. Hal ini terutama penting di negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
2.    Menghemat waktu, biaya dan material karena peralatan terhindar dari kerusakan besar.
3.    Kerugian baik material maupun personel akibat kerusakan dapat dihindari sedini mungkin, karena terjadinya kerusakan da atau timbulnya kerusakan tambahan akibat kerusakan awal dapat segera dicegah.

B.        Peran Perawatan dan Perbaikan dalam Sistem Kesiapan Fasilitas
1.    Merubah proses
2.    Merancang kembali komponen yang gagal
3.    Mengganti dengan komponen baru atau yang lebih baik
4.    Meningkatkan prosedur perawatan preventif. Sebagai contoh, melakukan pelumasan   sesuai ketentuannya atau mengatur kembali frekuensi dan isi daripada pekerjaan inspeksi
5.    Meninjau kembali dan merubah sistem pengoperasian mesin. Misalnya dengan merubah beban unit, atau melatih operator dengan sistem operasi yang lebih baik, terutama pada unit-unit khusus.

Tujuan utama perawatan:
1.    Untuk memperpanjang umur penggunaan asset.
2.    Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan dapat diperoleh laba yang maksimum.
3.    Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
4.    Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.

II.        JENIS JENIS PERAWATAN
Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan.
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua cara:
1.         Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).
Untuk menjalankan program produksi dengan gangguan minimum, maka waktu untuk pekerjaan perawatan perlu direncanakan sebaik mungkin. Waktu pekerjaan perawatan ditentukan atas kondisi berikut:
• Kapan aktivitas produksi dihentikan karena adanya kebutuhan perawatan.
• Kapan pabrik tidak beroperasi karena jadwal waktu atau jam kerja yang sudah.
Perencanaan Perawatan
Urutan perencanaan fungsi perawatan meliputi :
a.     Bentuk perawatan yang akan ditentukan.
b.    Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan dengan pertimbangan ke masa depan.
c.     Pengontrolan dan pencatatan.
d.    Pengumpulan semua masalah perawatan yang dapat diselesaikan dengan suatu bentuk perawatan.
e.     Penerapan bentuk perawatan yang dipilih:
•           Kebijaksanaan perawatan yang telah dipertimbangkan secara cermat.
•           Alternatif yang diterapkan menghasilkan suatu kemajuan.
•           Pengontrolan dan pengarahan pekerjaan sesuai rencana.
•           Riwayat perawatan dicatat secara statistik dan dihimpun serta dijaga untuk dievaluasi hasilnya guna menentukan persiapan berikutnya.

Faktor-faktor Yang Diperhatikan Dalam Perencanaan Pekerjaan Perawatan
a.         Ruang lingkup pekerjaan.
Untuk tindakan yang tepat, pekerjaan yang dilakukan perlu diberi petunjuk atau pengarahan yang lengkap dan jelas. Pengadaan gambar-gambar atau skema dapat membantu dalam melakukan pekerjaan.
b.         Lokasi pekerjaan.
Lokasi pekerjaan yang tepat dimana tugas dilakukan, merupakan informasi yang mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Penunjukan lokasi akan mudah dengan memberi kode tertentu, misalnya nomor gedung, nomor departemen dllsb.
c.         Prioritas pekerjaan.
Prioritas pekerjaan harus dikontrol sehingga pekerjaan dilakukan sesuai dengan urutan yang benar. Jika suatu mesin mempunyai peranan penting, maka perlu memberi mesin tersebut prioritas utama.
d.         Metode yang digunakan.
“Membeli kemudian memasang” sangat berbeda artinya dengan “membuat kemudian memasang”. Meskipun banyak pekerjaan bisa dilakukan dengan berbagai cara, namun akan lebih baik jika penyelesaian pekerjaan tersebut dilakukan dengan metode yang sesuai dengan keahlian yang dipunyai.
e.         Kebutuhan material.
Apabila ruang lingkup dan metode kerja yang digunakan telah ditentukan, maka biasa diikuti dengan adanya kebutuhan material. Material yang dibutuhkan ini harus selalu tersedia.
f.          Kebutuhan alat perkakas.
Sebaiknya alat yang khusus perlu diberi tanda pengenal agar mudah penyediaannya bila akan digunakan. Kunci momen, dongkrak adalah termasuk alat-alat khusus yang perlu ditentukan kebutuhannya.
g.         Kebutuhan keahlian.
Keahlian yang dimiliki seorang pekerja akan memudahkan dia bekerja.
h.         Kebutuhan tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan harus ditentukan untuk setiap jenis keahlian. Hal ini berguna dalam ketetapan pengawasannya.
2.         Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance). Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut:
Breakdown maintenance atau yang biasa disebut perawatan yang tidak direncanakan merupakan perbaikan yang dilakukan pada suatu unit yang terhenti operasinya akibat kerusakan pada alat tersebut. Pada dasarnya breakdown maintenance sangat tidak diinginkan, karena akan mengganggu proses produksi. Oleh karena itu preventive maintenance dan predictive maintenance perlu untuk dioptimalkan.Adapun pengantar ISO sebagai berikut:
ISO 9001 adalah standar internasional yang diakui untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM). SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan anda dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan untuk terciptanya konsistensi mencapai kepuasan pelanggan.

Beberapa aspek-aspek penting dalam perencanaan perawatan adalah:
1)    Perencanaan
Perencanaan adalah kegiatan untuk menjalankan fungsi Aspek-Aspek Penting Dalam Perawatan Terencana perawatan yang dilakukan secara terorganisir. Perencanaan perawatan terdiri dari:
•           Penyusunan secara struktural kegiatan perawatan yang akan dijalankan
•           Penyusunan sistem perawatan
•           Kegiatan pengontrolan dan pencatatan
•           Penerapan sistem perawatan dan pencatatan
Sedangkan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan perencanaan perawatan adalah ruang lingkup pekerjaan, prioritas pekerjaan, kebutuhan ketrampilan, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan peralatan dan kebutuhan material.
2)    Pemeriksaan
Kegiatan pemeriksaan yang telah tersusun dengan teratur akan menjaga performa mesin dalam keadaaan optimal dan dapat berfungsi sesuai standar. Kegiatan pemeriksaan terdiri dari:
•           Pemeriksaan operasional
•           Pemeriksaan pemberhentian
•           Pemeriksaan overhaul.


3)    Pemilihan komponen/ suku cadang
Pemilihan komponen atau suku cadang merupakan kegiatan yang paling penting dalam menjalankan kegiatan overhaul. Dengan pemilihan suku cadang yang sesuai dengan spesifikasi mesin akan menjaga mesin tetap dapat bekerja dalam kondisi standar.

2. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Perawatan pencegahan (preventive maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan peralatan produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi (Sofyan, 1998: 90). Dalam melakukan cara perawatan ini, ada beberapa aktifitas yang dapat dilakukan yaitu: pemeriksaan secara berkala dan penggantian komponen yang sudah hampir rusak atau sudah rusak. Untuk penggantian komponen yang telah rusak ini akan terjadi penambahan pada biaya produksinya. Sehingga dalam menetapkan komponen-komponen yang akan dijadwalkan penggantiannya harus merupakan komponen yang kritis dalam sistem produksi tersebut.
Berdasarkan Asrori (2007: 3) kegiatan perawatan yang dilakukan dalam perawatan preventif adalah suatu bentuk pelaksanaan terjadual. Oleh karena itu siklus perawatan menjadi penting keberadaannya. Klasifikasi perawatan mesin dalam preventive maintenance dibagi menjadi 4 kategori (keadaan), yaitu:
(1) Inspeksi (I)
Inspeksi adalah tindakan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala kondisi suatu peralatan atau alat bantu untuk mendapatkan informasi tentang keadaan mesin atau alat bantu tersebut yang hasilnya dapat digunakan untuk pertimbangan dalam melakukan kegiatan perawatan selanjutnya.
(2) Small Repair (S)
Small repair adalah suatu tindakan perawatan ringan yang menitik beratkan pada bagian terkecil (komponen) dari suatu mesin. Kegiatan small repair merupakan perbaikan tindak lanjut dari kerusakan ringan yang ditemukan pada waktu kegiatan inspeksi dan tidak memerlukan waktu dan biaya yang tinggi.
(3) Medium Repair (M)
Medium repair adalah suatu tindakan perawatan tingkat menengah yang lebih fokus pada kerusakan bagian dari suatu mesin akibat aus atau akibat kecelakaan yang perbaikannya memerlukan biaya yang tinggi dan waktu kerja yang relatif lama.
(4) Overhaul (O)
Overhaul adalah suatu tindakan perawatan pada yang bersifat menyeluruh pada bagian mesin. Tindakan yang biasanya dilakukan waktu overhaul adalah pembetulan-pembetulan komponen yang aus/ rusak atau penggantian komponen.

3. Perawatan Korektif (Corrective Maintenance)
Menurut Sofyan (1987: 90) perawatan korektif (corrective maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan yang ditemukan selama masa waktu preventive maintenance.
Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik dan mencapai standar kerja yang dapat diterima.
Perawatan korektif yang dilakukan meliputi antara lain:
a. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan untuk menghilangkan bagian-bagian yang kurang ekonomis dari mesin atau mengurangi frekuensi terjadinya kerusakan tersebut
b. Melakukan perbaikan setelah jangka waktu tertentu
Beberapa jenis perawatan korektif adalah:
1) Shutdown Maintenance
Shutdown maintenance adalah pemeliharaan yang hanya dilakukan selama mesin tersebut berhenti beroperasi atau mesin tersebut terpaksa diberhentikan karena kerusakan yang serius.
2) Breakdown maintenance
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.

III.       PELUMAS
A.        Jenis Pelumas
1. Hydraulic oil ( Pelumas Hidrolik, berbahan dasar minyak mineral, sintetik dan water  glycol )
2. Compressor Oil ( Pelumas Kompressor Udara, berbahan dasar minyak mineral dan  sintetik )
3. Industrial Gear dan Oil ( Pelumas Roda Gigi, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik )
4. Automotive Gear dan Oil (Pelumas Roda Gigi Untuk Kendaraan, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
5. Diesel Engine Oil ( Pelumas Mesin Diesel, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik )

B.        Sifat Pelumas
1.         Indeks kekentalan.
Kekentalan minyak pelumas itu berubah-ubah menurut perubahan temperatur. Dengan sendirinya minyak pelumas yang baik tidak terlalu peka terhadap perubahan temperatur, sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya, baik dalam keadaan dingin maupun dalam keadaan panas (temperatur kerja). Untuk mengukur perubahan kekentalan tersebut dipakai indeks kekentalan yang diperoleh dengan cara mencatat perubahan kekentalan bila pelumas didinginkan dari 210o F sampai 100o F.
2.         Titik tuang.
Pada temperatur tertentu (titik tuang), minyak pelumas akan membentuk jaringan kristal yang menyebabkan minyak itu sukar mengalir. Karena itu sebaiknya dipergunakan minyak pelumas dengan titik tuang yang serendah-rendahnya untuk menjamin bahwa minyak pelumas akan mengalir denagn lancar.
3.         Stabilitas.
Beberapa minyak pelumas pada temperatur tinggi akan berubah susunan kimianya sehingga terjadilah endapan yang mengakibatkan cincin torak melekat pada alurnya. Selain itu endapan minyak pelumas tersebut dapat menyumbat saluran sirkulasi minyak tersebut.

4.         Kelumasan.
Minyak pelumas harus memiliki kelumasan yang cukup baik, yaitu dapat membasahi permukaan logam. Hal ini berarti dalam segal keadaan selalu terdapat lapisan minyak pelumas pada permukaan bagian mesin yang bersentuhan.
           
C. Bahan Aditif Pelumas
1.         Aditif Anti-Keausan (Anti-Wear)
Aditif anti keausan berfungsi untuk mencegah kontak metal-to-metal antara komponen mesin pada saat lapisan film lubrikasi rusak. Dengan menggunakan aditif ini akan didapatkan umur mesin yang lebih panjang karena nilai ketahanan aus yang meningkat. Cara kerja aditif ini adalah dengan jalan bereaksi dengan sebagian kecil molekul metal di permukaan komponen untuk membentuk lapisan film yang dapat bergeser dalam permukaan gesek.
2.         Aditif Extreme-Pressure
Zat aditif extreme pressure (EP) memiliki fungsi yang mirip dengan aditif anti-keausan, yaitu untuk mencegah terjadinya kontak metal-to-metal namun diutamakan pada saat kondisi tekanan tinggi. Mekanismenya adalah dengan jalan membentuk lapisan film dari reaksi antara zat aditif dengan molekul permukaan komponen mesin. Lapisan film ini bersifat sangat kuat dan tidak mudah rusak pada beban kerja tinggi, sehingga kontak metal-to-metal dapat selalu dih
3.         Anti-Korosi
Aditif dengan fungsi untuk menghambat terjadinya korosi di permukaan komponen ini, dilakukan dengan jalan membentuk lapisan film khusus pada permukaan logam komponen. Lapisan film tersebut juga aktif melindungi komponen dari serangan oksigen (oksidasi), air, serta zat kimia aktif lainnya. Material dengan kemampuan aditif tersebut antara lain adalah senyawa alkalin, asam organik, ester, serta turunan asam amino.
4.         Anti-Oksidan
Oli mineral dapat bereaksi dengan oksigen dalam udara dan membentuk asam organik. Produk dari reaksi oksidasi tersebut meningkatkan viskositas oli, membentuk endapan dan vernis (varnish), memicu korosi, serta busa. Anti-oksidan bertugas untuk menghambat terjadinya oksidasi oli. Material-material yang dapat dijadikan sebagai anti-oksidan antara lain adalah zinc dithiophosphate, alkyl sulfides, aromatic sulfides, aromatic amines, dan hindered phenols.
           
D. Sistem Pelumasan Mesin
1.         Jenis percik ( splash type)
Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian bawah dari stang seher . Sehingga saat  mesin berputar, maka sendok pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk melumasi bagian - bagian yang memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem pelumasan tipe ini sudah tidak lagi digunakan.

2.         Jenis tekanan ( pressure feed type )
Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk mensirkulasikan minyak pelumas.  Jenis inilah yang sekarang digunakan pada kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor.
Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam - macam yaitu :
         model roda gigi ( gear type )
         model trocoid
Mengenai sistem pelumasan tipe ini akan saya bahas tersendiri dalam postingan saya berikutnya.

3.         Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2 .



DAFTAR PUSTAKA :
         Suharto. 1991. Manajemen Perawatan Mesin. Jakarta : Rineka Cipta.
         https://artikel-teknologi.com/macam-macam-zat-aditif-pelumas-oli/
PERAWATAN BERKALA SISTEM PELUMASAN ~ SEPUTAR OTOMOTIF
         https://artikel-teknologi.com/macam-macam-pelumas-mesin/
https://timbulstg.blogspot.co.id/2014/01/tribologi-pelumasan.ht